Layla Mampir ke Surabaya
Januari 31, 2018
Edit
Baca Juga
Sekedar tau bahwa beliau adalah Tokoh Sufi dan Seorang Sastrawan. Yang tulisannya banyak menghiasi berbagai media. Gus can sapaan akrabnya dengan rambut gondrong ciri khasnya.
Sekali aku diizinkan bertatap muka dengan beliau. Diacara bedah buku di kampusku. Awalnya aku ngak berniat bahkan tidak tau kalau gus can, Candra Malik nama lengkapnya akan mampir kekampus, untuk membedah Karya fenomenal beliau yang diberi Judul "Layla" . Bahkan aku taunya 15 menit sebelum acara itu dimulai, saat itu aku di WA mas Luqman. Iya bilang kalau dikampus ada bedah novel judulnya Layla karya gus candra. Dan mas luqman mengajak aku untuk menghadiri acara bedah buku itu. Sebenarnya aku sih agak males, melihat judul novelnya "Layla" pasti paling tentang percintaan anak muda." Pikirku karena belum tau siapa itu layla.
Tapi ngak enak juga, kalau menolak ajakan mas luqman. Yaa lagi pula aku juga ngak ada acara lain. Akhirnya aku iya kan ajakan mas luqman.
Tapi ngak enak juga, kalau menolak ajakan mas luqman. Yaa lagi pula aku juga ngak ada acara lain. Akhirnya aku iya kan ajakan mas luqman.
*betapa ruginya jika aku menolak menghadiri acara itu.
Novel terbitan Bentang Pustaka yang rilis di Aula Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta' itu menawarkan kisah cinta yang tidak biasa.
Sebuah petualangan mencari jati diri, makna hidup, dan juga arti dari mencintai Illahi maupun sesama manusia. Pria yang akrab disapa GusCan itu memasukkan nafas tasawuf yang kental dalam karya-karyanya.
Novel 'Layla' menceritakan kisah hidup Wallaili Wannahar yang berubah ketika diterima sebagai murid oleh Abah Suradira, seorang mursyid yang mengajarkannya ilmu tasawuf. Jalan tasawuf yang ditempuh Lail—begitu pemuda itu biasa dipanggil—hanya memiliki Allah di ujungnya.
"Sebelum ada apa-apa, sebelum apa-apa ada, sebelum ada itu ada, ada Allah." Begitulah yang selalu diingatkan oleh Abah Suradira.
Sebuah petualangan mencari jati diri, makna hidup, dan juga arti dari mencintai Illahi maupun sesama manusia. Pria yang akrab disapa GusCan itu memasukkan nafas tasawuf yang kental dalam karya-karyanya.
Novel 'Layla' menceritakan kisah hidup Wallaili Wannahar yang berubah ketika diterima sebagai murid oleh Abah Suradira, seorang mursyid yang mengajarkannya ilmu tasawuf. Jalan tasawuf yang ditempuh Lail—begitu pemuda itu biasa dipanggil—hanya memiliki Allah di ujungnya.
"Sebelum ada apa-apa, sebelum apa-apa ada, sebelum ada itu ada, ada Allah." Begitulah yang selalu diingatkan oleh Abah Suradira.
Di tengah-tengah proses belajarnya, Lail menghadapi dilema ketika dijodohkan orang tuanya dengan Kinasih, teman masa kecilnya. Hati Lail bimbang karena ia merasa belum siap untuk menikah. Lebih-lebih, Lail justru jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Layla.
Meski belum kenal betul, entah kenapa Lail merasa bahwa Layla adalah belahan jiwanya.
*lebih jelasnya silahkan beli dan baca bukunya...!!!
