Arah yang hilang
September 17, 2016
Edit
Memang aku sadar ngak ada yang harus di salahkan dari ini semua. Tapi apa yang terjadi dengan hidupku tidak lepas dari seseorang yang pandai bersilat lidah sampai aku saja terlena dengan semua yang ia ucapan. Aku ngak tau apa aku memang bodoh atau bajingan itu yang bermain licik dari biasanya. Berbulan-bulan aku membusuk di tempat yang ngak pernah aku impikan, dengan segala khayalanku dan janji-janji bangsat yang ia ucapkan. kucoba obati rasa perih hati ini. Namun usahaku ternyata gagal. Setiap malam air mataku meleleh dari kelopak mata hingga membasahi belenggu jiwaku. Mentari setiap pagi selalu muncul dari selatan dan terbenam di utara yang tak paernah aku hiraukan. begitu juga dengan ramainya bising kendaraan. Hidup baru di kota metropolitan yang penuh penderitaan lebih menderita dari orang yang ngak tau apa yang besok akan di makan? Sadar tak sadar hidupku terus berjalan. yang dulunya tak biasa akhirnya bisa ku kendalikan. Aku pernah berfikir jika memang ini untuku mengapa pemberontakan diri ini tak kunjung usai. dan kapan teka-teki kehidupan bodoh ini akan terjawab. Jangan sampai ini hanya menjadi sebuah partanyaan yang ngak pernah ada jawabannya. aku hanya berpegang pada satu tiang. Aku yakin ini adalah tiang yang kokoh dan abadi. Mawar merah, hitam dan putih bagiku sama hanya saja, di tempatkan pada tempat yang berbeda begitu pun dengan kehidupanku.